Belajar Akreditasi Puskesmas, Koordinasi Ibarat Lampu Lalu Lintas

Sabtu, Februari 18, 2017


Belajar Akreditasi Puskesmas, Koordinasi...

Apa karakteristik koordinasi ?
  1. Koordinasi adalah salah satu bagian dari manajemen, walaupun kita tidak menemukannya dalam 6 Kegiatan Manajemen Utama (P1, P2, P3)
  2. Koordinasi adalah bagian dari kegiatan/ tindakan
  3. Koordinasi adalah salah satu tangggung jawab manajerial
  4. Koordinasi itu penting dalam menyatukan langkah
  5. Koordinasi adalah suatu proses yang dinamis
Apa pentingnya kordinasi ?

Kebutuhan organisasi akan koordinasi:
  • Kesatuan tindak dalam keberagaman
  • Kerja/ Team work
  • Pembagian kerja fungsional
  • Spesialisasi yang ketat 
  • Kesepakatan kembali tujuan organisasi
  • Jumlah karyawan yang besar
  • Harmonisasi kegiatan
  • Ibarat membangun kerajaan.
  • Differensiasi dan Integrasi serta Sinergi

Kesatuan tindak dalam keberagaman

Puskesmas ibarat Perusahaan raksasa yang memiliki banyak karyawan dengan banyak keahlian, dengan banyak kegiatan yang berbeda, dan membutuhkan orang dengan spesialisasi berbeda. Tetapi tujuannya sama; Masyarakat sehat, Keluarga sehat, Desa sehat, Kecamatan sehat. Berbeda dengan pabrik gelas dan piring yang hanya berbeda dalam sentuhan akhirnya saja. Tujuan yang sama harus bisa mempersatukan semua orang dan semua kegiatan.

Kerja/ Team work

Kegiatan Promosi Kesehatan membutuhkan tenaga ahli Promosi Kesehatan. KIA-KB membutuhkan Bidan yang ahli dan tangguh. Kegiatan Kesehatan Lingkungan membutuhkan ahli Kesehatan Lingkungan yang keilmuannya berbeda dengan kebidanan dan keperawatan. Begitu juga dengan Kesehatan Gigi, Gizi, Perkesmas, dll. Masing masing bergerak sesuai dengan keahliannya masing-masing tanpa meninggalkan tujuan utamanya yang sama; Masyarakat sehat, Keluarga sehat, Desa sehat, Kecamatan sehat. 

Pembagian kerja fungsional

Dengan keberagaman keahlian dan keberagaman ilmu dasarnya maka koordinasi menjadi penting. 

Kepala Puskesmas harus bisa menjadikan kumpulan orang dengan isi kepala dan suara suara berbeda itu menjadi symponi yang indah. Bukankah suara seruling berbeda dengan piano, berbeda dengan gitar dan kendang? Semua karyawan bergerak dengan derap langkah yang sama dengan ayunan tangan dan kaki yang sama. Kalau tidak, barisan akan berantakan.


Spesialisasi yang ketat 

Puskesmas yang dulu hanya Pustu, atau Poskesdes lalu dijadikan Puskesmas induk, harus mengalami transformasi yang besar dan jauh. 

Kalau dulu Puskesmas ibarat Poliklinik saja, yang hanya melayani pengobatan perorangan, tiba-tiba menjadi Puskesmas dengan UKP dan UKM serta didukung Admen yang tangguh, perlu merobah orientasi seluruh karyawannya, terutama Kepala Puskesmas dan PJ UKM, PJ UKP dan Admen. 

Dilihat dari sini, PJ UKM membutuhkan sosok yang multi talenta. Paham medis karena membawahi kebidanan, keperawatan dan kesehatan gigi serta indera, namun juga membawahi Kesehatan Lingkungan, Gizi dan Promosi Kesehatan yang berbeda kompetensinya.

Jumlah Karyawan yang Besar

Jika Puskesmas pada awal berdirinya hanya memiliki karyawan 6-7 orang saja, sekarang sudah banyak yang diatas seratus orang, setidaknya diatas 50 orang. Kalau dulu hanya ada dokter, dokter gigi, perawat dan bidan, sekarang berkembang sesuai program UKM pengembangan yang dipilih Puskesmas.


Kesepakatan kembali tujuan organisasi

Karena itu PJ UKM danj PJ UKP dan Admen perlu bersepakat kembali ketujunnya Puskesmas didirikan. Apakah akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit?


Harmonisasi kegiatan

Ketika setiap pelaksana kegiatan UKM maupun UKP semakin mendalami keahliannya masing masing, semakin lama semakin jauh antara satu karyawan dengan karyawan lain. Pimpinan Puskesmas perlu mengintegrasikan dan mensinkronkan maupun mensinegikan masing masing bagian. Perlu tim building, kerja tim.

Barangkali lebih mudah jika berfikir terbalik; Koordinasi ditempat saya tidak berjalan, Karena terlihat dari beberapa indikator:

  1. Masing masing pelaksana kegiatan bekerja semaunya sendiri
  2. Tidak terbentuk tim yang solid, ada namanya tetapi tak ada kegiatan dan hasilnya, misalnya tim mutu
  3. Pembagian kerja fungsional tak berjalan mulus, tumpang tindih, Kadang satu kegiatan dikerjakan banyak pelaksana, kadang satu kegiatan yang harus dilakukan tetapi tak ada yang bertanggung jawab melaksakan
  4. Masing-masing pelaksana ahli dalam detail kegiatannnya sendiri, tetapi tidak mengetahui kegiatan temannya lintas program dan lintas sektor, sehingga tidak bisa share ketrampilan, keahlian, masalah dan pemikiran
  5. Masing masing pelaksana program ingin mencapai tujuan programnya sendiri tanpa peduli kaitannya atau dukungannya pada tujuan organisasi
  6. 6. Karenanya program tak harmonis, misalnya program kali bersih tanpa diikuti penyuluhan dan gerakan tidak buang sampah sembarangan
  7. Semakin besar Puskesmas, semakin banyak karyawan tidak diimbangi dengan semakin majunya manajemen organisasi. Suatu saat akan terjadi kekacauan
  8. PJ UKM dan PJ UKM serta Admen, tidak terintegrasi, bekerjasama dengan aura positif, dan synergi; bekerja sama saling mendukung, tetapi sekaligus memiliki perbedaan kewenangan dan kewajiban serta kegiatan sehingga tidak sinkron. 

Kus Sularso, Banyumanik, 17 Februari 2017

(Koordinasi merupakan salah satu tugas manajemen bagi Kepala Puskesmas dan PJ UKM/ PJ UKP dan Admen, jika indikator : do : tidak ada yang ada adalah indikator kegagalan koordinasi, segera introspeksi dan membenahi diri. Keberhasilan demi keberhasilan proram dan inovasi program sudah muncul di FB, yang belum berpartisipasi bisa segera menyusul Selamat dan Sukses)

REKOMENDASI UNTUK ANDA

0 komentar